Ads 468x60px

Labels

Featured Posts

  • Kegiatan

    Lomba mewarnai di RA Hidayatul Mubtadiin Sukorejo dalam rangaka memperingati maulid Nabi Muhammad SAW

  • Persahabatan

    Persahabatan bagai kepompong..... merubah ulat menjadi kupu-kupu

  • Keceriaan

    Lomba makan kerupuk uyel masih dalam rangka peringatan maulid Nabi Muhammad SAW....

  • Nasionalisme

    Kegiatan Upacara Bendera Setiap hari Senin, terbukti bisa memupuk rasa nasionalisme pada diri siswa.

  • Wisuda

    Prosesi Wisuda Purnawiyata RA Hidayatul Mubtadiin 2011/2012 oleh Ketua Komite Madrasah Abah KH.Ahmad Romlan

  • Gita Prestasi

    Masih dalam rangkaian Kegiatan Wisuda Purnawiyata RA Hidayatul Mubtadiin Sukorejo

  • Office

    Alamat : RT/RW.22/11 Ds.Sukorejo Kec.Gandusari Kab.Trenggalek Contact Persons : Ibu. Arfiati (0857-364 12400)

Sabtu, 10 Maret 2012

SK Dirjen Pendis No 166 Tahun 2012 Tentang Pedoman Teknis Perhitungan Beban Kerja Guru RA/Madrasah

Mungkin informasi ini bemanfaat buat kawa-kawan tenaga pengajar di lingkup RA.
Silakan dapatkan infonya disini.

Sumber : http://mapendajatim.wordpress.com

Selasa, 28 Februari 2012

Belajar Sambil Bermain

BETAPA sering kita mendengar kata-kata "belajar sambil bermain" di kalangan para pendidik, bahkan cenderung menjadi sekadar slogan yang tuna makna. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, antara aktivitas "belajar" dan "bermain" justru mengandung makna yang kontradiktif.

----

Para guru menasihati muridnya, "Jangan bermain saja! Kalian harus lebih rajin belajar kalau ingin nilai rapormu baik". Para orangtua pun mengeluh, "Anak-anak sekarang sulit sekali belajar, maunya bermain saja".

Mungkinkah dalam praktik pembelajaran, dua aktivitas yang bertentangan ini bisa disatukan? Belajar macam apa yang di dalamnya sekaligus bermain? Atau, bermain macam apa yang di dalamnya sekaligus belajar? Mengucapkan kata-kata "belajar sambil bermain" memang mudah dan indah kedengarannya, namun merealisasikannya dalam praktik tentu tidak segampang itu.

----

(salam hangat dari redaksi)

Senin, 27 Februari 2012

Merawat Gigi Bayi Usia 0 – 24 Bulan


Umumnya penyakit dan kelainan gigi pada anak merupakan salah satu gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Sejak gigi susu mulai tumbuh, orangtua harus bertanggungjawab membersihkan gigi bayi mereka. Walaupun gigi anak hanya merupakan gigi susu yang keberadaannya hanya sementara, namun kesehatan gigi susu berpengaruh terhadap kesehatan gigi anak di kemudian hari. Karena itu, sebagai orangtua perlu mengetahui bagaimana merawat gigi anak sejak bayi dengan cara yang benar, agar kesehatan gigi dan mulut anak teratasi.
Cara merawat mulut bayi pada saat usia 0 – 6 bulan:
1.      Bersihkan gusi bayi anda dengan kain lembab, setidaknya dua kali sehari
2.      Jangan biarkan bayi anda tidur sambil minum susu dengan menggunakan botol susunya.
3.      Selesai menyusui, ingatlah untuk membersihkan mulut bayi dengan kain lembab
4.      Jangan menambah rasa manis pada botol susu dengan madu atau sesuatu yang manis.
Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 7-12 bulan:
1.      Tanyakan dokter anak atau dokter gigi anda apakah bayi anda mendapat cukup fluor
2.      Ingatlah untuk membersihkan mulut bayi anda dengan kain lembab ( tidak basah sekali), sehabis menyusui.
3.      Jangan biarkan bayi tidur dengan botol susunya (sambil minum susu dari botol) kecuali air putih.
4.      Berikan air putih bila bayi anda ingin minum diluar jadwal minum susu
5.      Saat gigi mulai tumbuh, mulailah membersihkannya dengan menggunakan kain lembab. Bersihkan setiap permukaan gigi dan batas antara gigi dengan gusi secara seksama, karena makanan seringkali tertinggal di permukaan itu.
6.      Saat gigi geraham bayi mulai tumbuh, mulai gunakan sikat gigi yang kecil dengan permukaan lembut dan dari bahan nilon.
7.      Jangan gunakan pasta gigi dan ingat untuk selalu membasahi sikat gigi dengan air.
8.      Periksakan gigi anak anda ke dokter gigi, setelah 6 bulan sejak gigi pertama tumbuh, atau saat usia anak setahun.
Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 13-24 bulan:
1.      Mulailah perkenalkan pasta gigi berfluoride
2.      Jangan biarkan anak tidur dengan botol susu (sambil minum susu dari botol), kecuali air putih.
3.      Pergunakan pasta gigi seukuran sebutir kacang hijau.
4.      Sikat gigi anak setidaknya dua kali sehari (sehabis sarapan dan sebelum tidur di malam hari)
5.      Gunakan sikat gigi yang lembut dari bahan nilon.
6.      Ganti sikat gigi tiap tiga bulan atau bila bulu-bulu sikat sudah rusak.
7.      Jadilah teladan dengan mempraktekkan kebiasaan menjaga kesehatan mulut dan lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
8.      Biasakan anak untuk memakan makanan ringan yang sehat, seperti buah segar dan sayuran segar.
9.      Hindari makanan ringan yang mengandung gula.

“Dikutip dari pemaparan Drg.Yerika & Drg. Marshinta”